밤새도록 창밖에
All night
햇님이 뜨길 기다려요
I wait for the sun to rise out the window
아침이오면 그사람은
Because when morning comes
만날 수 있으니까요
I can meet that person
“Kyuhyun-ah!” Terdengar teriakan seorang yeoja dari seberang lapangan.
“Oh, Jihyun-ah! Annyeong!”
Kyuhyun menghampiri yeoja itu dan meraih tangannya, “Jangan sampai kau telat lagi, Park Jihyun. Kaja!”
Kedua sahabat itu bergegas masuk ke kelas dan duduk di tempat duduk mereka masing-masing.
Jihyun mengecek jadwal pelajarannya hari ini. Matematika sampai jam istirahat, Fisika dan Kimia, lalu Biologi yang diikuti lunch break, dan Inggris sampai jam pulang.
Membosankan.
Jihyun menoleh ke arah Kyuhyun yang sedang sibuk mendiskusikan sesuatu dengan Shim Changmin yang duduk di sebelahnya.
Melihat guru mereka belum juga hadir, Jihyun menghampiri mereka dan melihat apa yang sedang mereka diskusikan dengan sangat serius.
Rupanya, kedua namja yang diprediksikan akan menjadi juara kelas berikutnya itu tengah asyik mendiskusikan sebuah pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru mereka pada hari sebelumnya.
Jihyun menghela napas dan kembali ke tempat duduknya. Kedua namja itu terlalu rajin untuk menjadi sahabatnya.
“Selamat pagi semuanya!” Park Seonsaengnim menyapa para murid.
Gumaman ‘selamat pagi’ tak bersemangat terdengar dari para murid. Mereka mulai mengeluarkan buku dan alat tulis masing-masing.
Park Seonsaengnim mulai menjelaskan hal-hal yang menurut Jihyun dan sebagian besar murid di kelas tidak penting.
Yang benar saja, apakah kau akan memakai aljabar di dalam kehidupan sehari-hari?
Menurut Jihyun, operasi matematika yang berguna hanyalah tambah, kurang, kali, dan bagi. Itu saja.
Jihyun yang mulai bosan mengalihkan perhatiannya ke luar jendela, di mana daun mulai berguguran, menandakan tibanya musim gugur yang sangat ia sukai.
“Park Jihyun, tolong kerjakan nomor tiga!”
Mata Jihyun terbelalak kaget, “Ne?!”
Park Seonsaengnim menyodorkan spidol papan tulisnya kepada Jihyun, “Tolong kerjakan nomor tiga.”
Jihyun terdiam, memikirkan sebuah cara efektif untuk keluar dari situasi tersebut.
“Seonsaengnim, biar saya saja yang mengerjakan.” Kyuhyun berseru dari sisi lain ruangan.
“Lain kali perhatikan gurumu, Park Jihyun.” Park Seonsaengnim akhirnya berkata dan memberikan spidolnya pada Kyuhyun.
Kyuhyun yang sedaritadi memerhatikan Park Seonsaengnim tentu saja dapat menjawab pertanyaan itu dengan mudah.
Bagi Jihyun, jawaban Kyuhyun bagai serumit Davinci Code. Semua x dan y yang ditulis Kyuhyun tidak memberi arti apapun baginya.
“Ya, jawaban Kyuhyun benar.” Ujar Park Seonsaengnim, “Sekarang buka halaman 394 dan kerjakan soal-soal yang ada. Saya akan keluar sebentar.”
Park Seonsaengnim keluar kelas dan dalam hitungan tiga detik, seluruh kelas mulai berbicara pada waktu yang bersamaan.
“Ya, Cho Kyuhyun!” Changmin menoleh ke arah sahabatnya, “Kapan kau akan memberitahunya?”
“Sekarang.” Jawab Kyuhyun mantap.
“Jeongmal?”
“Ne.”
Kyuhyun merobek sebuah kertas dari buku tulisnya dan menuliskan sesuatu. Ia melipatnya dengan rapi dan memberikannya ke Changmin.
“Oper ini ke Jihyun.”
Pada saat yang bersamaan, Park Seonsaengnim masuk kelas dan melihatnya.
“Shim Changmin.” Katanya sambil menjulurkan telapak tangannya ke arah Changmin, meminta kertas yang baru saja dioper oleh Kyuhyun.
Kyuhyun menepuk dahinya dan mengumpat pelan.
Park Seonsaengnim membuka lipatan kertas itu dan dengan muka datar membaca keras isi surat Kyuhyun,
“박지현, 널 좋아해.
– 초규현”
Seluruh kelas mulai tertawa terbahak-bahak dan sebagian bersiul kencang. Jihyun tak bisa menyembunyikan rasa malunya dan meletakan kepalanya di atas meja.
Bel yang menunjukan waktu istirahat berbunyi dan semua murid bergegas keluar, terkecuali Jihyun yang masih belum beranjak dari kursinya.
Changmin menepuk pundak Kyuhyun bersimpati dan meninggalkannya berdua dengan Jihyun.
Kyuhyun menghampirinya, “Mianhae.”
Jihyun dengan spontan mengambil buku tertebal yang ada di mejanya dan mulai memukul lengan Kyuhyun dengan buku itu, “Ya, Cho Kyuhyun! Geugeo mwoya?!”
Jihyun berjalan cepat menjauhi Kyuhyun dan hendak keluar kelas, tetapi langkahnya terhenti oleh kedua lengan Kyuhyun yang memeluknya dari belakang.
“Kajima. Jebal.”
고마워요 내 손 잡아줘서
Thank you for holding my hand
고마워요 내 눈 바라봐서
Thank you for looking into my eyes
고마워요 내가 그리던 왕자님
Thank you my prince that I’ve dreamed of
이렇게 내 앞에 나타나줘서
For appearing before me
“Kyuhyun-ah!” Jihyun memanggil Kyuhyun, “Say cheese!”
Kyuhyun menoleh ke arahnya dan tersenyum manis ke arah kamera Jihyun.
Kyuhyun meraih tangan Jihyun yang sedang tidak memegang kamera dan mereka kembali berjalan menyusuri Han River, tempat favorit mereka berdua.
“Jihyun-ah, mau kunyanyikan sebuah lagu?”
Jihyun mengangguk bersemangat, ia sangat menyukai suara Kyuhyun. Dari waktu ke waktu, ia akan meminta Kyuhyun untuk menyanyikan sebuah lagu kepadanya, atau Kyuhyun yang akan menawarkannya, seperti kali ini.
Kyuhyun mulai menyanyikan lagu favorit Jihyun,
Aninde naneun aninde juhngmal iguhn mari andweneunde
Pabeul muhguhdo jami deul ddaedo michyuhnneunji geudaeman boyuhyo
Uhnjena nareul jongil namaneul motsalgehae miwuhnneunde
Uhttuhke naega uhttuhke geudael saranghage dwaenneunji isanghajyo
Nae maeumeun geudaereul deudjyo muhribootuh balkkeutkkaji
Tanpa sadar, Jihyun pun ikut bernyanyi, suaranya terdengar sangat indah berbaur dengan suara Kyuhyun.
Chingoodeul nareul nollyuhdo nae gaseumeun modoo geudaeman deullyuhyo
Hanadoolset geudaega wootjyo soomi muhjeul guhtman gatjyo
Geudae misoreul damasuh maeil sarangiran yorihajyo yuhngwuhnhi
I love you Love you Love you
Love you Love you Love you yeah
Wae geudaen nareul jamshido nareul gamandooji anhneun guhnji
Giga makhigo uh ee uhbsuhdo nae gaseumeun geudaeman boolluhyo
Geudael wihaesuh yoril haneun nan hwiparame shini najyo
Hwanhage wooseul geudae moseube soneul bedo nae mameun haengbokhajyo
Nae maeumeun geudaereul deudjyo muhribootuh balkkeutkkaji
Chingoodeul nareul nollyuhdo nae gaseumeun modoo geudaeman deullyuhyo
Hanadoolset geudaega wootjyo soomi muhjeul guhtman gatjyo
Geudae misoreul damasuh maeil sarangiran yorihajyo yuhngwuhnhi
Uhnjenga bami jinagago ddo bami jinagago ddo bami jina na giuhki heemihaejyuhdo
Uhnjena nae mameun misojitneun nae nooneun dduhnaji anhgeddago geudael yuhngwuhnhi
Nae maeumeun geudaereul deudjyo muhribootuh balkkeutkkaji
Sesangi modoo woosuhdo nae gaseumeun modoo geudaeman deullyuhyo
Hanadoolset geudaega wootjyo soomi muhjeul guhtman gatjyo
Geudaeui gireul damasuh maeil saranghanda kiseuhajyo yuhngwuhnhi
Love you Love you Love you
Love you Love you Love you Oh my baby my love
Mereka menyelesaikan lagu itu dan tersenyum kepada yang lain.
“Jihyun-ah, bagaimana menurutmu jika aku menjadi seorang penyanyi?”
“Kau tahu aku akan selalu mendukungmu.”
Kyuhyun tersenyum dan mengecup pipi Jihyun, “Gomawo, Jihyun-ah.”
“Hmm.. Kalau kau sudah terkenal, jangan lupakan aku.”
“Pasti.”
“Jeongmalyo?”
Kyuhyun mengangguk dan menawarkan jari kelingkingnya, “Yaksok.”
Jihyun mengaitkan jari kelingkingnya dengan Kyuhyun, “Yaksok.”
하루종일 하늘에
All day
달님이 뜨길 기다려요
I wait for the moon to rise in the sky
한밤이 오면 당신과
Because when night comes
이야길 할 수 있으니까요
I can talk to you
Pukul sebelas malam, Jihyun menyalakan laptopnya dan mencari nama Kyuhyun di contact Skype nya.
Aneh, namja itu tidak online.
Biasanya, Kyuhyun dan Jihyun akan bercakap-cakap sampai subuh lewat Skype, yang mengakibatkan eomma Jihyun dan trainer Kyuhyun memarahi mereka berdua karena tidur terlalu larut.
Kyuhyun sekarang seorang trainee di SM Entertainment. Jihyun memahami jika jadwal trainingnya sekarang padat. Tapi biasanya, namja itu akan menyempatkan diri untuk online dan melakukan video call dengan Jihyun, sesibuk apapun dirinya.
Tidak jarang namja itu terlihat lelah saat video call dengan Jihyun, bahkan tidak jarang juga ia tertidur di tengah percakapan. Tetapi namja itu selalu menampilkan senyum indahnya, menolak mengatakan bahwa ia lelah.
Ia selalu sempat. Demi Jihyun.
Malam ini, Skype Kyuhyun tidak kunjung online. Jihyun menunggu dan menunggu, berharap ia akan muncul.
Jihyun mengirim pesan-pesan kepadanya melalui handphonenya dan tak ada satupun yang dibalasnya.
Hari berganti minggu, dan minggu berganti bulan. Belum juga Jihyun mendengar kabar dari Kyuhyun.
Apakah Kyuhyun menghindarinya?
Malam ini, karena bosan menunggu, Jihyun pun membuka twitternya dan melihat bahwa timelinenya dipenuhi oleh tweet teman-temannya. Semua membicarakan hal yang sama.
SuperJunior05 akan mengalami pertambahan member.
Group yang tadinya akan merupakan rotation group itu akan terus mempertahankan semua membernya, dan akan menambahkan satu member baru.
Cho Kyuhyun.
Jihyun membuka artikel itu dengan perasaan kaget bercampur senang.
Tak terbayang oleh Jihyun bahwa Kyuhyun akan debut sebagai anggota boyband yang tengah tenar itu.
“Mereka akan mengadakan fansigning?” Jihyun menyuarakan pikirannya, “Besok?”
Pulang sekolah keesokan harinya, Jihyun ikut bersama beberapa teman ke fansigning event Super Junior.
Ia membawa foto Kyuhyun yang waktu itu ia ambil di Han River dan ikut mengantri di antrian panjang yang sudah terbentuk.
Kyuhyun ada di sana. Walaupun ia belum sah menjadi anggota, banyak fans yang mengantri dan meminta tanda tangannya, dan Jihyun adalah salah satu dari banyak orang yang mengantri itu.
Ketika sampai gilirannya, Jihyun berdiri dan tersenyum lebar di depan Kyuhyun, menyodorkan fotonya itu kepadanya.
“Annyeong, Kyuhyun-ah!”
Kyuhyun hanya tersenyum dingin dan menandatangani foto itu.
Ia mengembalikan foto itu pada Jihyun dan tidak berkata apapun.
“Kyuhyun-ah, kau tak ingat aku?”
Tentu saja Kyuhyun mengingatnya.
Tetapi ia hanya membalas tanpa perasaan, “Maaf, masih banyak orang yang mengantri.”
Tak sadar, air mata Jihyun menetes dan ia berlari pulang. Jihyun menghempaskan dirinya di tempat tidurnya. Ia mulai menangis, mengeluarkan semua emosi dalam dirinya.
Di kepalanya terngiang percakapannya dengan Kyuhyun hari itu di Han River,
“Hmm.. Kalau kau sudah terkenal, jangan lupakan aku.”
“Pasti.”
“Jeongmalyo?”
“Yaksok.”
Jihyun meraih gitarnya dan memainkan bait terakhir dari lagu ciptaannya dulu,
잊지마요 우리의 약속들을
Don’t forget our promise
잊지마요 우리의 비밀들을
Don’t forget our secrets
잊지마요 내가 당신의 눈빛에
Don’t forget how my heart raced
얼마나 가슴이 뛰었었는지
When you looked at me
Jihyun kembali berbaring di tempat tidurnya.
Ia meletakan gitarnya, dan tersenyum tanpa nyawa.
END.
A/N: Another absurd story from me. Dua minggu berturut-turut gue bikin FF Kyuhyun. Ini pertama kali gue nyoba bikin sad ending, maaf kalo gagal. Karena ini juga FF yang dibuat dalam waktu kurang dari 3 jam karena gue harus merombak ulang the original one yang udah gue bikin sampe 5 halaman. Gue juga harus ngulang poster gue karena jalan ceritanya berubah total. Sekali lagi, maaf ini gagal banget.
Shouldn’t have made it a sad ending. 내가 잘못 했어.
– Kim Jaerin
Aish “TERSENYUM TANPA NYAWA” MWOLLL AISH. 다시해 너 정말 죽었어. 아하하하 대박이다, 김 재린. 고맙다.
Hahahaha that phrase has become a tradition Rachel. Nado gomapta!! 😀
cell ini bener” tersenyum tampa nyawa
Hahaha akhirnya I bikin sad ending juga. Susah Kyuhyun-Jihyun dijadiin happy ending
Tersenyum tanpa nyawa!
Abis tadi gue bilang ke Janice, apa gue pake ‘tersenyum tanpa nyawa’ aja akhirannya terus dia bilang pake aja hahaha
Ceeel ini kereen! Tersenyum tanpa nyawa lol gue juga pake tuh gara” Janice.
“Yang benar saja, apakah kau akan memakai aljabar di dalam kehidupan sehari-hari?”
gue suka banget bagian ini HAHA
keren2
tersenyum tanpa nyawa
thanks hehehe and thanks for visiting our blog! 😀
Hahaha… Keren thor “Tersenyum tanpa nyawa”
di bkin series bgus tuh thor hehe 🙂
Thanks 🙂
yey my tersenyum tanpa nyawa {;< credits to me tuh
Salam kenal new reader nih , nyentuh banget ceritanya chinggu love it